Profil Fadel Muhammad


Dr. Ir. H. Fadel Muhammad lahir di Ternate pada 20 Mei 1952. Sejak 10 Desember 2001, ia terpilih sebagai Gubernur Provinsi Gorontalo.
Melalui Pilkada Gorontalo 2006 yang dilaksanakan pada 26 November 2006, ia terpilih kembali sebagai Gubernur Gorontalo dengan memperoleh 81 persen suara. Nilai ini merupakan nilai tertinggi di Indonesia untuk pilkada sejenis, sehingga dibukukan dalam Rekor MURI sebagai “Rekor Pemilihan Suara Tertinggi di Indonesia untuk Pemilihan Gubernur”.
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 73/P/2006 yang berlaku mulai 28 Desember 2006, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia mensahkannya menjadi Gubernur Gorontalo untuk masa kerja 2006-2011.
Pada 17 Januari 2007, atau sehari setelah pencanangan “Gerakan Peningkatan Produksi Padi Nasional 2 Juta Ton”, Menteri Dalam Negeri Mohammad Ma’ruf melantiknya sebagai Gubernur Gorontalo bersama Wakil Gubernur Gorontalo Ir. Hi Gusnar Ismail MM untuk periode kedua. Proses pelantikan dilaksanakan di Gedung DPRD, Botu (Gorontalo) dan disiarkan secara nasional melalui siaran TVRI.
Bersama Wakil Gubernur Ir. Hi Gusnar Ismail MM, ia sukses memimpin Gorontalo sejak 2001-2006.
Kini menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Indonesia Bersatu II sejak 21 Oktober 2009.
Fadel sebelumnya adalah seorang pengusaha dan politikus Indonesia. Ia juga Ketua DPD I Golkar di Gorontalo. Setelah bercerai dengan istri pertamanya, ia menikah dengan Hasanah binti Thahir Shahab.
Fadel meraih gelar Insinyur dari Jurusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1978. Saat sedang menempuh pendidikan di ITB, ia pernah mendapatkan tawaran beasiswa untuk belajar di Institut Teknologi California, namun tawaran tersebut ditolaknya. Ia pernah bergabung dengan Menwa ITB.
Ia adalah salah seorang pendiri Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan mantan pemimpin Grup Bukaka yang juga didirikannya. Selain itu, ia pernah menjadi salah seorang pemegang saham Bank Intan yang kemudian dilikuidasi. Saat ini Fadel juga adalah Ketua Umum Pengurus Dewan Jagung Nasional.
Daftar Riwayat Hidup
Nama: Fadel Muhammad
Tempat, tanggal lahir: Ternate, 20 Mei 1952
Website:
· fadelmuhammad.org
· www.facebook.com/pages/fadel-muhammad/47904286195
Pendidikan:
* Fakultas Teknik Industri, Departemen Teknik Fisika ITB, (1978).
* Doktor Ilmu Administrasi Negara (predikat Cum Laude), Universitas Gadjah Mada (2007).
* Kursus-kursus Manajemen dan Leadership baik di dalam maupun di luar negeri.
Pengalaman kerja/usaha:
Dunia Usaha:
President dan Chairman dari beberapa perusahaan lokal dan joint ventures dengan perusahaan international sejak tahun 1985.
Profesi:
Anggota Dewan Pertimbangan KADIN INDONESIA sejak 2003.
Berlanjut hal.6……….
Pendidikan:
* Dosen untuk mata kuliah Seminar Kewirausahaan di FE Univesitas Trisakti Jakarta (1998 – 2000).
* Mengajar pada program Doktor di Universitas Negeri Makasar untuk mata kuliah Manajemen Adminitrasi Publik dan Birokrasi (2007 – 2008).
* Memberikan ceramah/kuliah umum pada berbagai Program Pasca Sarjana di sejumlah universitas untuk topik Kewirausahaan dan New Public Management.
Pemerintahan:
* Gubernur Provinsi Gorontalo (periode 2001 – 2011).
* Wakil Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (periode 2003 – 2007).
* Ketua Dewan Jagung Indonesia (periode 2004 - ).
* Menteri Kelautan dan Perikanan (periode 2009 - sekarang).
Legislatif:
* Anggota MPR-RI sejak 1992-2004.
Politik:
* Pengurus Inti DPP Partai Golkar sejak 1989 – 2004.
* Ketua DPD Partai Golkar periode 2005 – 2010.
Atas sumbangsih yang beliau dedikasikan kepada masyarakat–baik nasional maupun internasional–sejumlah penghargaan telah dianugerahkan kepada beliau antar lain:
* UPAKARTI oleh Presiden RI (1989), atas jasa dalam membina industri kecil dalam bidang permesinan.
* SATYALANCANA PEMBANGUNAN oleh Presiden RI (1990), atas jasa-jasa yang besar dalam bidang pembangunan.
* MEDALI KARYA TEKNIK UNGGUL oleh Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia (PATI) (1990), atas jasa dalam pengembangan teknologi di Indonesia.
* LEE KUAN YEW FELLOWSHIP AWARD oleh Pemerintah Singapura (1994) atas jasa di bidang kerjasama dalam meningkatkan hubungan persahabatan kedua negara.
Selama menjabat sebagai Gubernur Gorontalo periode 2001-2007, ada 34 penghargaan yang diperoleh, diantaranya :
* PENGHARGAAN KETAHANAN PANGAN TINGKAT NASIONAL Tahun 2004-2006 (Piala Abadi).
* PIAGAM PENGHARGAAN “CITRA PELOPOR INOVASI PELAYANAN PRIMA” atas keberhasilannya sebagai Pelopor Invoasi Pelayanan Prima dalam rangka Kepemerintahan Yang Baik, oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, pada 22 Desember, 2006 dihadapan Presiden RI di Istana Negara, Jakarta.
* PENGHARGAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI atas Pencapaian Menuju Tertib Administrasi Keuangan pada tahun 2005, oleh Ketua BPK RI dihadapan Presiden RI pada 9 Januari, 2007 di Jakarta.
* SATYALANCANA PEMBANGUNAN dari Presiden RI Pada 7 Juli, 2007, di Banyuasin, Palembang.
* SATYALANCANA PEMBANGUNAN dari Presiden RI pada 17 Agustus, 2007 di Kantor Menteri Dalam Negeri Jakarta.
* PENGHARGAAN PRAKARSA PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA Tahun 2007 atas prakarsa pemerintah dan seluruh masyarakat dalam mewujudkan pembangunan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Piagam Pembangunan Manusia Indonesia yang dideklarasikan tahun 2006 oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI pada 17 Desember, 2007 di Jakarta.
* RTTI (REGIONAL TRADE TOURISM INVESTMENT) AWARD dari Dewan Perwakilan Daerah RI atas prestasi mengembangkan iklim investasi yang bersahabat dengan dunia usaha dan masyarakat pariwisata pada 26 Mei 2008 di Jakarta. (cs)
sumber : TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

Ayat - Ayat Lautan

Lebih dari 70% permukaan bumi adalah air. Tentu Allah memiliki rencana untuk dipahami manusia.

MARIA GIRGHIS MENGECAP manis dan pahitnya cinta, dalam novel yang ditulis oleh Habibur-rahman El-Shirazy, Ayat-Ayat Cinta. Gadis ayu pemeluk Kristen Koptik itu menderita gila asmara yang mendalam pada Fachri. Adakah kefasihannya melafalkan ayat-ayat dalam surat Maryam mengolah hatinya dalam derita, bahagia atau keikhlasan?
Kitab suci senantiasa menyentuh segala ihwal bahasan. Andaikan laut sebagai tinta, takkan cukup menuliskan berbagai pemahaman akan al Qur'an. Ada ihwal manusia, alam dan kehidupan. Tentang hubu-
gan sosial, ekonomi, politik, akhlak dan peribadatan. Terdapat ketauhidan, peringatan perihal kejahatan dan keIalaian, juga puji dan anjuran tentang amal dan kemuliaan. Dan tidak luput pula mengenai bumi, semesta lautan.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi, suatu hari menerima titipan buku berjudul Al Qur'an dan Lautan, dari penulisnya Agus S. Djamil. Sebelumnya, Menteri Kelautan dalam banyak perbincangannya sering mengatakan, bahwa Tuhan tentu punya maksud menciptakan bumi sebagian besar terdiri dari lautan. Dan tentu, Tuhan memiliki juga rencana dengan menganugerahi Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar, yang wilayahnya lebih banyak berupa lautan.

Menteri Kelautan Freddy Numberi sering mengakhiri pembicaraan dengan kalimat ajakan, "Mensyukuri, rnemanfaatkan sebaik-baiknya, memelihara kelestariannya, dan menunjukkan persatuan dan kesatuan di negeri tercinta."

Dalam bahasa santri, isyarat dari Allah sering disebut sebagai ayat-ayat kauniyyah, atau tanda-tanda kebesaran Allah. Perenungan ini seiring dengan bagian ayat yang berbunyi, "Maa khalaqta haadzaa baathilaa." Tidaklah Allah menciptakan semua ini dengan sia-sia, not unintended creation.

Substansi perenungan tersebut mendapatkan penjelasan dari ayat qauliyyah atau ayat kitabiyyah, misalnya dari surat al Hajj: 65. "Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintahNya? Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan ijinNya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia."

Dengan kebesaran-Nya, Tuhan mengatur jarak bumi dari matahari sejauh 150 juta km, dan jarak yang akurat antara bumi dan bulan, sedemikian rupa. Sehingga oleh sistem gravitasi bumi, memeluk tanah dan tertunduk di posisinya, serta bersuhu nyaman untuk segala kehidupan yang ada di permukaan rnaupun lingkungannya.

Dengan kandungan air laut tidak kurang dari 370 juta kilometer kubik, maka terjadilah siklus hujan dan penguapan yang sangat seimbang di planet kehidupan ini. Tidak lebih, tidak kurang berlangsung bermilyar tahun lamanya, sebagaimana ayat 18 dari surat al Mu'-miniin: "Dan kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lain Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya."

Dan ayat ini telah diperkuat oleh Surat Al Furqan:2, "... dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya."

Omne Vivum ex Oceanis

Beberapa ahli biologi laut memiliki dalil yang berarti, "Segala kehidupan berasal dari laut". Tentu dalil itu didasarkan dari berbagai interpretasi dan teori, sehingga berkesimpulan bahwa protoplasma adalah asal-usul semua kehidupan, termasuk tanaman, hewan, dan manusia. The original basis of the living matter. Mereka mendasarkan pula pada temuan adanya fosil tertua hewan laut yang ada nun jauh tinggi di puncak gunung. Ini ditafsirkan, bumi kita pada mulanya terselimuti laut. Namun bukankah karena ulah tektonis, dasar laut oleh dorongan dari dalam, mencuat ke permukaan, dan membentuk gunung baru seperti Krakatau? Wallahu a'lam bisshawab.

Dalam al Qur'an kita dapatkan ayat-ayat yang mendukung pemahaman ini. Surat al-Anbiya: 30, terdapat ungkapan, "Dan dari air Kami jadikan segala sesualti yang hidup." Atau dalam Surat al Furqan: 54 yang membawa arti bahwa Allah "menciptakan manusia dari air". Dalam penafsiran "dari air (minal maa'i)" dapat ditafsirkan dua macam, yakni originate from atau made of.

Proporsi air pada tubuh manusia adalah 60-74 %. Di bumi, total volume air adalah 1.420.240.000 km1. Adapun proporsi permukaan air laut di bumi adalah 71,11 %.

Cukup menarik penelitian yang dilakukan Dr. Tariq al Sawaidan, bahwa kata "laut" dalam al Qur'an berjumlah 32, dibanding dengan penyebutan "darat" sebanyak 13 kali. Apabila diprosentasekan, maka jumlah kata "laut" sebanyak 71,11 %, sama dengan proporsi permukaan laut di bumi.

Lautan dalam al Qur'an

Berbagai macam aspek yang terkait dengan laut, lautan dan kelautan, tersebut dalam al Qur'an. Menurut hitungan, sekitar 48 ayat dari 29 surat mengurai tentang ketauhidan, keislaman, kehidupan, peringatan, kelestarian dan juga manfaat yang dapat diperoleh bagi kesejahteraan ummat manusia, sebagaimana surat An Nahl: 14, ''Dan Dialah, Allah, yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan darinya daging yang segar (ikan), dan kamu megeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karuniaNya, dan supaya kamu bersyukur."

Sebagai khalifah di bumi, kewajiban kita adalah memanfaatkan karunia Allah dengan sebaik-baiknya, termasuk memelihara kelestariannya. Itulah ungkap syukur yang biasa dengan ikhlas kita amalkan. Tuhan berjanji dalam Surah Ibrahim: 7, "Dan Ingatlah (juga), tatkala ' Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingk ari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab, sangat pedih."

Setelah memahami ayat-ayat qaulyah dalam al Qur'an tentang arti yang besar kelautan, dan merenung pula ayat-ayat kauniyyah bahwa negeri nusantara tercinta ini diciptakan Tuhan sebagian besar dari lautan, maka bangsa ini patut mensyukurinya dengan menggali, memanfaatkan, dan melestarikannya.(ADV)
* Ketua Kerohanian Islam Departemen Kelautan dan Perikanan

Sumber : Majalah Sabili No.21 TH XXV 25 Rabiul Akhir 1429H

Operasional PPS Cilacap

My Photo

My Video's

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes