Perjalanan God Bless

Berdirinya God Bless berawal dari kembalinya Iyek (Ahmad Albar) ke Tanah Air setelah beberapa tahun tinggal di Belanda, ia pun berangan-angan membentuk band sendiri yang lebih serius. Kemudian, bersama Ludwig Le Mans, gitaris Clover Leaf, band Iyek ketika masih di Belanda, Iyek lalu juga mengajak Fuad Hassan (drum), Donny Fattah (bass) dan Jockie Surjoprajogo (keyboard) untuk membentuk band.
Tahun 1972, formasi pertama ini melakukan konser perdananya di TIM (Taman Ismail Marzuki), dilanjutkan dengan mengikuti pentas musik "Summer '28", semacam pentas 'Woodstock' ala Indonesia di Ragunan, Jakarta, yang diikuti berbagai grup band dari Indonesia, Malaysia dan Filipina. Posisi keyboard yang sudah digantikan oleh Deddy Dores, karena Jockie Surjoprajogo sendiri lebih sibuk dengan program musik pribadinya.

God Bless Cover Cermin


Era 70-an

Tahun 1970-an, God Bless bisa dibilang sebagai raja panggung musik Indonesia. Di antara beberapa band rock yang hadir di masa itu, seperti Giant Step dan The Rollies, God Bless bisa dibilang hampir tak tertandingi. Kendati kerap mengusung reportoar asing milik Deep Purple, ELP hingga Genesis, namun aksi panggung serta skill masing-masing personelnya boleh dibilang di atas rata-rata. Tetapi karena keseringan menyanyikan lagu asing, gaya musik para personel God Bless sedikit banyak terpengaruh. Hal tersebut tergambar jelas dalam garapan musik album perdana mereka, Huma di Atas Bukit yang cukup banyak terpengaruh sound Genesis. Selain tidak memiliki gaya bermusik yang solid, nampaknya keanggotaan God Bless juga bisa dibilang kurang solid. Karena dalam perjalananya grup ini terhitung sangat sering gonta ganti personil.

Pada bulan Juni 1974, penggebuk drum berbakat Fuad Hasan dan Soman Lubis (keyboard) mengalami kecelakaan lalu lintas di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan. God Bless pun melalui masa berkabung. Untuk mengenang mereka, God Bless tampil di TIM dengan tema mengenang seratus hari Fuad Hasan dan Soman Lubis dengan atraksi mengusung peti mati diatas panggung.

Sempat vakum cukup lama, bahkan vokalisnya Ahmad Albar yang lebih sering bersolo karir sempat ngetop dengan rocker asal surabaya Ucok "Aka" Harahap yang merupakan voklias dari kelompok Rock Aka dari Surabaya, dengan duet Duo Kribo. Selain itu personil lain, seperti Ian Antono, juga lebih asyik dengan kegiata solo karir.

Era 80-an

Menjelang pembuatan album kedua, Jockie Surjoprajogo keluar dari formasi posisinya kemudian diambil alih oleh Abadi Soesman yang bergabung tahun 1979 dan ikut terlibat di pembuatan album Cermin (1980). Di album ini, konsep musik God Bless sedikit berubah menghadirkan ramuan aransemen lagu-lagunya terkesan lebih rumit dan membutuhkan skill tinggi dalam memainkannya. Dua tahun setelah album Cermin dirilis, Abadi Soesman mengundurkan diri.

Pada sekitar tahun 1980-an, salah satu promotor rock asal Surabaya, Log Zhelebour mulai gencar mementaskan festival rock di Indonesia, dan mulailah membangkan God Bless dari "tidaur panjangnya" dengan menjadikan lagu-lagu God Bless sebagai lagu "wajib" juga personilnya menjadi juri di festival yang akhirnya banyak melahirkan band-band rock di Indonesia, seperti Grass Rock, El Pamas, sampai Slank.

Dari sekedar menjadi juri tersebut, pada tahun 1988 God Bless akhirnya melahirkan album come back Semut Hitam yang meledak di pasaran waktu itu, dengan hitsnya seperti Rumah Kita, Semut Hitam, atau Kehidupan. Di album ini, terjadi lagi perubahan konsep musik God Bless. Dari yang tadinya lebih bernuansa rock progresif secara drastis berubah menjadi sedikit lebih keras dengan adanya pengaruh musik hard rock dan heavy metal. Setelah album Semut Hitam keluar, Ian Antono menyatakan keluar dari formasi God Bless. Posisinya kemudian digantikan oleh gitaris muda berbakat, Eet Sjachranie. Ian Antono sendiri, setelah keluar dari God Bless terhitung sukses merintis karir solo sebagai pencipta lagu, aranjer dan produser.

Era 90-an

Setelah melewati masa vakum yang cukup panjang, tahun 1997, para personel God Bless, termasuk Eet dan Ian Antono kembali berkumpul. 'Workshop' yang mereka gelar di kawasan Puncak, menghasilkan sebuah album berjudul Apa Kabar. Namun reuni ini tidak berlangsung lama karena Eet secara resmi mengundurkan diri dari formasi God Bless dan konsentrasi untuk bandnya sendiri, Edane yang sejak tahun 1992 sudah merilis album perdananya, The Beast.
Walau tidak banyak merilis album, God Bless, dianggap merupakan legenda grup musik rock Indonesia karena dianggap sebagai pelopor yang memiliki kualitas bermusik tinggi. Sepanjang perjalanannya, grup ini mengalami 15 kali lebih pergantian personil yang disebut sebagai 'formasi', dan saat ini tinggal Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), dan Donny Fattah Gagola (bass) yang masih dapat dikatakan sebagai personil aktif grup.

TEMU USAHA ANTARA PPS CILACAP DENGAN STAKEHOLDER



Temu Usaha antara Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap dengan Stakeholders (29/10/2010) di Aula gedung Pelabuhan Periakanan Samudera Cilacap mengacu pada surat edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut tentang kesetaraan sertifikat keahlian pelaut kapal penangkap ikan serta Direktur Jenderal Perikanan Tangkap mengenai Penerbitan Izin Operasional Kapal Perikanan (SIPI / SIKPI), terkait dengan surat rekomendasi asosiasi yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut berpartisipasi dalam One Man One Thousand Fries, sebagai wujud kepedulian dalam pemulihan sumber daya ikan, pencegahan IUU Fishing serta tertib administrasi dan pemenuhan ketentuan perundangan tentang usaha perikanan tangkap. Persyaratan permohonan penerbitan / perpanjangan izin operasional kapal perikanan (SIPI / SIKPI) antara lain ; (1). Surat rekomendasi dari asosiasi, yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut telah berparisipasi dalam One Man One Thousand Fries, sebagai wujud kepedulian dalam pemulihan sumber daya ikan, (2). Surat rekomendasi telah menyampaikan lLog Book dari Kepala Pelabuhan, (3) Surat rekomendasi verifikasi kelayakan UPI dari Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP), bagi pola usaha perikanan tangkap terpadu, (4). Surat rekomendasi dari Direktur Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), khusus bagi kapal yang berasal dari pengadaan lelang, (5). Surat rekomendasi dari Pemerintah Negara asal kapal dan dari kantor perwakilan Pemerintah RI, khusus bagi kapal pengadaan dari luar negeri/impor. Tatap muka tersebut dihadiri oleh tiga puluh sembilan (39) orang diantaranya ; para pemilik kapal/pengurus/nahkoda, Adpel, Polres Cilacap, Pol Air, Babinsa, Lurah Tegalkamulyan, Satker PSDKP Cilacap, Kesehatan Pelabuhan, APKI juga pengusaha di lingkungan PPSC, para Pejabat Struktural dan Fungsional serta beberapa staf di PPS Cilacap. Sambutan dari “Chamdani” Lurah Tegalkamulyan yang menyampaikan tentang permasalah kebersihan lingkungan. Beberapa hal di diskusikan dalam acara itu, yang dipimpin oleh Kepala Bidang Tata Operasional “Agustinus Hardono Usodo, A.Pi, MM”, terkait operasional kapal di PPS Cilacap antara lain ; tentang perizinan kapal perikanan, Log book Perikanan serta pengolahan Perikanan “Tejo” salah satu Nahkoda kapal perikanan menyakan tentang pembinaan untuk para nahkoda mengenai AKP / AKAPIN 30 dan 60 Mil, yang dijawab oleh Kabid Tata Operasional bahwa ‘Untuk pelaksanaan SAK 30 Mil lokasi yang terdekat di SUPM Tegal dengan biaya Rp. 750 ribu dan sedikitnya 30 – 40 orang” labih lanjut Kabid Tata Operasional menyampaikan “ kali di Jakarta lokasinya di STP dengan biaya Rp.1,5 juta, sedangkan untuk di Cilacap belum tersedia tenaga pengajar serta peralatanya”. Perwakilan dari pemilik kapal “Sampoo” menanyakan dan menghimbau agar “ PPS Cilacap menjembatani mengenai kepengurusan AKAPIN , mengenai kebersihan sampah di kolam yang sangat sulit sekali dibersihkan, karena sampah tersebut juga berasal dari kaliyasa / limbah perseorangan yang menumpuk di kolam PPS Cilacap ”sampo” juga menanyakan tentang kapal luar yang masuk ke cilacap serta alat tangkap Purse Saine yang dinilai telah merugikan kapal-kapal tanpa alat tangkap tersebut. Hal itu di bantah oleh Agustinus bahwa di PPS Cilacap tidak ada kapal yang dimaksud masuk ke Pelabuhan kecuali Emergency. “ Sedangkan kapal Purse Saine yang beroperasi di laut selatan jawa memang sudah memiliki izin dari pusat” lanjutnya ‘ namun demikian pihak PPS Cilacap akan berkoordinasi dengan Pusat untuk meninjau kembali pemberian izin tersebut’. Selanjutnya ‘Simon’ yang mewakili para nelayan menanyakan tentang biaya tambat labuh, penerangan di kolam yang menurutnya kurang terang bila malam hari, serta meminta kebijakan kepada PPS Cilacap untuk Renovasi / floating repair agar barang-barang kebutuhan kapalnya bisa lebih dekat dengan kapal yang sedang diperbaiki, beliau juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak PPS Cilacap karena telah melaksanakan pengerukan dikolam dan alur Pelabuhan. Untuk biaya tambat labuh Kabid Tata Operasional menyampaikan kalau ‘biaya tersebut lebih ringan dibanding dengan biaya tambat labuh di Pelabuhan Umum. Sedangkan mengenai floating repair “Drs.Eno Sandy.P, MM” selaku Kepala Bagian Tata Usaha menyampaikan bahwa; Peralatan untuk floating repair boleh saja didekat kapal dengan catatan hanya untuk satu hari, sore harinya harus dibersihkan kembali. Karena sampai saat ini image masyarakat tentang Pelabuhan Perikanan itu terkesan jorok / kebersihannya kurang dibanding pelabuhan niaga, “Pemda memiliki Cilacap Bercahaya , untuk itu PPS Cilacap harus terlihat lebih bersih” imbuhnya. Selain itu PPS Cilacap juga mohon kerja sama serta dukungan dari para pengguna jasa agar kedepan K5 lebih optimal. Kapala Bidang Pengembangan “Ir. Mansur, MM” menambahkan bahwa ; PPS Cilacap juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada para pengguna jasa dan para nelayan Cilacap, serta mohon maaf mengenai sampah terkait usaha pengerukan di wilayah PPS Cilacap. Mengenai Penerangan Kolam beliau menambahkan kalau lampu di kolam sengaja di hidupkan selang-seling terkait himbauan pemerintah mengenai hemat energi.(cs)


Mina Bahari

Resep Sup Gurame

Bahan Membuat Soup Gurame:
·         500 g filet ikan gurame, potong kotak 3 cm
·         1 ikat daun kemangi
·         1 ltr air
·         2 btg serai, memarkan
·         2 sdm minyak goreng
·         2 siung bawang putih, iris halus
·         1 sdt garam
·         3 bh cabai hijau, potong tipis miring
·         4 btr bawang merah, iris halus
·         5 bh tomat hijau, iris tipis
Cara Membuat Sup Ikan Gurami:
1.    Tumis bawang merah, bawang putih, tomat
2.    hijau, cabai hijau, dan serai hingga harum.
3.    Tambahkan daging ikan, aduk hingga berubah warna.
4.    Tuang air lalu didihkan. Taburkan daun kemangi dan garam. Masak sampai mendidih, angkat.
5.    Sajikan segera selagi masih panas.

Untuk 4 porsi
Nilai gizi per porsi:
Energi: 92 Kkal
Protein: 13,9 g
Lemak: 2,9 g
Karbohidrat: 2,9 g
Sumber : Tabloid-nakita.com

INDONESIA FISHERIES EXPO 2010: IKAN SEBAGAI SUMBER KETAHANAN PANGAN



Setelah sukses menyelenggarakan Indonesia Fisheries Expo 2008 dan 2009, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyelenggarakan Indonesia Fisheries Expo 2010 di Kartika Expo Center, Jakarta, tanggal 21 – 24 Oktober ini. Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad membuka acara tersebut Kamis pagi (21/10). Pameran yang telah menjadi agenda tahunan ini merupakan salah satu sarana untuk mempromosikan produk dan jasa teknologi kelautan dan perikanan kepada masyarakat luas.

"Dalam sambutannya Menteri Fadel meminta seluruh pemangku kepentingan di sektor kelautan dan perikanan dapat berpartisipasi pada pameran ini di tahun-tahun mendatang. Ia juga berharap agar kegiatan strategis seperti ini dapat berlangsung rutin dengan kualitas yang terus ditingkatkan sehingga mampu menyamai pameran-pameran perikanan atau seafood di luar negeri seperti European Seafood Exposition, International Boston Seafood Show, Busan International Seafood & Fisheries Expo dan sebagainya. Pada rangkaian acara tahun ini, pameran diwarnai pula dengan berbagai kegiatan untuk menarik pengunjung, seperti Forum Investasi Kelautan dan Perikanan, Lomba Masak Serba Ikan, Talkshow Manfaat Ikan untuk Kesehatan Jantung, Lomba Menggambar Tema Perikanan untuk siswa SD, serta demo pengolahan produk perikanan.  "

Fadel juga menekankan agar pelaku usaha perikanan, baik tangkap, budidaya dan pengolah ikan, menyediakan hasil perikanan yang bermutu sesuai standar dan persyaratan untuk dikonsumsi manusia. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sendiri telah mengeluarkan regulasi yang mengatur tentang jaminan mutu hasil perikanan, di antaranya UU No.31 tahun 2004 tentang Perikanan (diperbaruhi dengan UU No.45 tahun 2009 tentang Perikanan) dan Kepmen No. 01/MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi. Namun, selain penerapan aturan pemerintah dan tanggung jawab pelaku usaha dari hulu sampai hilir, masalah mutu ini juga memerlukan dukungan dari masyarakat konsumen dan media massa. “Masyarakat harus menjadi konsumen yang pintar. Media massa berperan mengedukasi mereka,” tegas Fadel.

Semangat, perhatian dan kesadaran seluruh pihak akan pentingnya masalah mutu dan keamanan hasil perikanan memang harus terus ditingkatkan. Hanya dengan membangun “sense of quality and safety”  seluruh pemangku kepentingan, maka produk perikanan Indonesia akan terjamin mutu dan keamanan pangannya, sehingga dapat bersaing dan berkibar di percaturan global.

Selain masalah mutu dan keamanan  pangan, KKP juga berupaya mendorong peningkatan produksi perikanan guna mendukung kecukupan pasokan ikan bagi kebutuhan pasar dalam negeri maupun ekspor. Selain sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, sektor kelautan dan perikanan juga berpeluang besar untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional. Saat ini Indonesia belum dapat memanfaatkan potensi sumber daya ikan secara optimal untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional.

KKP menyadari perlu terlibat aktif dalam mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional karena, pertama, ketahanan pangan merupakan bagian dari upaya pemenuhan hak atas pangan yang merupakan salah satu pilar utama hak azasi manusia, kedua merupakan pendukung terwujudnya ketahanan nasional dan ketiga menjadi modal pembentukan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, mandiri dan sejahtera. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan Kebijakan Revolusi Biru (the Blue Revolution Policies) yang bertumpu pada penguatan kelembagaan dan SDM secara terintegrasi, pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, peningkatan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan, serta perluasan akses pasar domestik maupun internasiona

Sumber : siaran pers KKP No. B. 117 /PDSI/HM.310/ X /2010

http://www.dkp.go.id/archives/c/34/3489/indonesia-fisheries-expo-2010-ikan-sebagai-sumber-ketahanan-pangan/

Operasional PPS Cilacap

My Photo

My Video's

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes