NEW YORK--Perempuan yang mengkonsumsi kapsul minyak ikan selama hamil akan terhindar dari depresi pasca melahirkan alias baby blues. Begitu yang diyakini selama ini. Benarkah?
Penelitian terbaru menunjukkan, antara minyak ikan dan baby blue serta peningkatan pengembangan mental anak mereka, ternyata tak saling terkait. Tetapi minyak tersebut dapat membantu mengurangi kemungkinan kelahiran lebih cepat dan satu-satunya efek samping adalah sendawa, demikian penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association.
Para peneliti dari Rumah Sakit Anak dan Perempuan di Adelaide utara menguji pengaruh dari suplemen harian docosahexaenoic acid (DHA), yang pada penelitian sebelumnya mengusulkan perbaikan hasil kehamilan.
Mereka menguji pada lebih dari 2.000 perempuan Australia yang mengkonsumsi minyak nabati atau minyak ikan berisi DHA selama pertengahan kedua kehamilan mereka -- masa penting dalam perkembangan otak janin.
Pil tersebut yang digunakan dalam riset berisi 800 miligram DHA dan juga 100 miligram asam lemak omega-3.
DHA merupakan sel membran pembangun dan penting terutama dalam pengembangan otak.
"Sebelum suplemen DHA pada kehamilan menjadi hal lumrah, penting untuk diketahui tidak hanya keuntungannya, tetapi juga apa saja resiko pada ibu atau anak," kata peneliti Maria Makrides dalam pernyataannya.
Kabar baik dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa efek samping hanya berupa sendawa, yang menjadi dua kali lebih sering pada perempuan yang memakan minyak ikan dibanding minyak nabati. Namun di lain pihak minyak ikan tidak memberi pengaruh besar untuk menghindari depresi, dengan kedua kelompok di atas 10 persen menunjukkan gejala depresi tingkat tinggi.
Terlebih saat para psikolog mengevaluasi anak-anak pada usia 18 bulan, mereka tidak menemukan perbedaan dalam bergumam, kemampuan verbal dan perkembangan bahasa lainnya, juga ukuran kognitif seperti mengeksplorasi benda dan membentuk konsep.
Para peneliti menemukan minyak ikan memotong resiko kelahiran sebelum 34 minggu usia kehamilan, dari angka 2 persen menjadi hanya satu persen. Kehamilan normal umumnya hingga 40 minggu. Minyak ikan juga meningkatkan kemungkinan kehamilan melebihi perkiraan kelahiran.
Para peneliti dari Rumah Sakit Anak dan Perempuan di Adelaide utara menguji pengaruh dari suplemen harian docosahexaenoic acid (DHA), yang pada penelitian sebelumnya mengusulkan perbaikan hasil kehamilan.
Mereka menguji pada lebih dari 2.000 perempuan Australia yang mengkonsumsi minyak nabati atau minyak ikan berisi DHA selama pertengahan kedua kehamilan mereka -- masa penting dalam perkembangan otak janin.
Pil tersebut yang digunakan dalam riset berisi 800 miligram DHA dan juga 100 miligram asam lemak omega-3.
DHA merupakan sel membran pembangun dan penting terutama dalam pengembangan otak.
"Sebelum suplemen DHA pada kehamilan menjadi hal lumrah, penting untuk diketahui tidak hanya keuntungannya, tetapi juga apa saja resiko pada ibu atau anak," kata peneliti Maria Makrides dalam pernyataannya.
Kabar baik dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa efek samping hanya berupa sendawa, yang menjadi dua kali lebih sering pada perempuan yang memakan minyak ikan dibanding minyak nabati. Namun di lain pihak minyak ikan tidak memberi pengaruh besar untuk menghindari depresi, dengan kedua kelompok di atas 10 persen menunjukkan gejala depresi tingkat tinggi.
Terlebih saat para psikolog mengevaluasi anak-anak pada usia 18 bulan, mereka tidak menemukan perbedaan dalam bergumam, kemampuan verbal dan perkembangan bahasa lainnya, juga ukuran kognitif seperti mengeksplorasi benda dan membentuk konsep.
Para peneliti menemukan minyak ikan memotong resiko kelahiran sebelum 34 minggu usia kehamilan, dari angka 2 persen menjadi hanya satu persen. Kehamilan normal umumnya hingga 40 minggu. Minyak ikan juga meningkatkan kemungkinan kehamilan melebihi perkiraan kelahiran.
No Response to "Minyak Ikan Bisa Atasi Baby Blue, Mitos Atau Fakta?"
Posting Komentar